Rabu, 05 Januari 2011

Prosesor intel i7 ClarkField


Intel Core i7 adalah brand nama processor dari intel untuk beberapa keluarga dari desktop dan laptop 64-bit x86-64 prosesor yang menggunakan Intel Nehalem microarchitecture. Ini adalah penerus Intel Core 2 merek. Pengenal Core i7 pertama kali diterapkan pada prosesor awal dari keluarga Bloomfield yang diperkenalkan pada tahun 2008. Pada tahun 2009 nama ini diterapkan pada Clarksfield Lynnfield dan model. Pada tahun 2010, nama ini diterapkan pada dual-core Arrandale model, dan Gulftown mendatang Core i7-9x0X Extreme hyperthreaded prosesor memiliki enam core.

Clarksfield adalah kode nama dari Prosesor yang menggantikan prosesor mobile quad core sebelumnya. Secara teknis, Clarksfield merupakan CPU desktop ber-clock speed rendah tapi memiliki kemampuan over-clock secara built-in. Prosesor Core i7 mobile sendiri dikembangkan dari arsitektur 45 nanometer Intel (Lynnfield) dan merupakan prosesor quad core pertama untuk notebook. Pasalnya, CPU Core 2 Quad terdiri dari dua CPU Core 2 Duo dalam satu chip.


Inovasi terbesar dalam Clarksfield ini adalah keberadaan pengontrol memori (memory controller) terintegrasi dalam prosesor. Pengontrol memori ini berfungsi mengemudikan modul-modul memori DDR3. Karena pengontrolnya berada dalam prosesor, komunikasi antara memori dengan CPU diharapkan akan meningkat secara signifikan dibandingkan pada CPU Core 2 Duo/Core 2 Quad. Menurut Intel, peningkatan bandwidth memori sistem kini mencapai kinerja lebih dari dua kalinya dibandingkan sebelumnya saat diuji menggunakan SiSoft Sandra 2009.
Keuntungan lain arsitektur ini adalah adanya pilihan untuk menonaktifkan atau mengaktifkan bagian-bagian prosesor (core, cache, I/O, sistem memori) secara dinamis dan terpisah. Hal ini akan memungkinkan notebook menghemat daya lebih baik saat idle atau dalam kondisi berbeban rendah (mengingat tidak ada arus yang bocor dalam bagian yang dinonaktifkan).


Peranan Turbo-Boost
            Karena CPU i7 berjalan pada clock speed yang rendah (antara 1,6 sampai 2,0 GHz), teknologi Turbo Boost yang sudah diperkenalkan dalam CPU Core 2 Duo kini memainkan peran lebih penting. Dengan bergantung kepada besarnya beban dan suhu, satu inti CPU dapat di-overclock secara terpisah. Misalnya, jika hanya satu inti (core) yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan (dan jika sistem pendinginan memadai), prosesor Core i7-820QM dapat di-overclock dari clock speed 1, 73 GHz menjadi 3,06 GHz. Karena kemampuan overclocking otomatis ini, prosesor i7 ber-clock speed rendah mampu mencapai kinerja yang tinggi saat menjalankan aplikasi-aplikasi lawas (seperti aneka game lama) yang biasanya hanya menggunakan satu inti saja. Tidak mengherankan jika kinerja prosesor i7 melampaui prosesor Core 2 Duo saat menjalankan aneka aplikasi lawas tersebut.

Namun, jika semua inti dipakai pada saat yang bersamaan, prosesornya hanya akan bisa di-overclock ke satu level clock speed saja (yakni 133 MHz). Sebaliknya, semakin sedikit inti yang dipakai, semakin tinggi pula level overclock yang bisa dicapai (misalnya sampai dengan 10 tahap clock speed dalam prosesor Core i7-820QM, yakni dari clock speed 1,73 GHz ke 3,06 GHz).
  

Kembalinya era Hyper-threading
             
           Teknologi Hyper-Threading yang sempat diperkenalkan di era Pentium 4 (Northwood), kini digunakan kembali oleh Intel dalam Core i7. Jika inti-inti prosesor tidak digunakan sepenuhnya (misalnya hanya menjalankan satu operasi floating point), teknologi Hyper-Threading akan menjalankan thread kedua untuk meningkatkan utilisasi inti prosesor. Karena keberadaan teknologi Hyper-Threading ini, prosesor seolah memiliki 8 inti sehingga bisa bekerja 25 persen lebih cepat.

Penggunaan pengontrol memori terintegrasi dan desain Quad Core juga mengakibatkan adanya perubahan dalam struktur cache i7. Sistem multi-level shared cache baru ini tidak lagi bergantung semata-mata hanya kepada cache Level-2 yang berukuran besar, melainkan juga memanfaatkan cache Level-3. Perubahan ini diharapkan bisa memompa kinerja, khususnya saat menjalankan aplikasi-aplikasi multithreaded.

Lebih Irit Listrik

Karena pengontrol memori disatukan dalam prosesor, desain sistem i7 kini menjadi lebih sederhana. Dibandingkan penggunaan tiga chip dalam sistem Core 2 Duo (CPU, chip Northbridge, dan Souhbridge), prosesor Core i7 hanya membutuhkan satu chipset pembantu, yang menangani koneksi PCI-E, USB, SATA, koneksi LAN, dan suara. Satu contoh chipset ini adalah PM55 (Ibex Peak), dengan kemampuan menangani 14 port USB 2.0, 6 port SATA 3 GB/s, and 8 koneksi PCIe 2.0 x1 (dengan kapasitas 2,5 GT). Karena tidak mengandung pengontrol memori, chipset PM55 hanya akan menyedot daya sebesar 3,5 W TDP (bandingkan dengan daya 7 W yang ditarik oleh chipset PM45 sebelumnya).
Dengan spesifikasi semacam itu, tidaklah mengherankan jika tingkat konsumsi daya total sebesar 45 watt (yang disedot oleh Clarksfield) ditambah 3,5 watt (yang ditarik oleh chipset PM55), masih tergolong lebih baik dibandingkan daya yang dipakai oleh Core 2 Quad (45 watt) + chipset PM45 (7 watt) + chipset ICH9M (2,5 watt) secara total.
Kinerja

Menurut Intel, arsitektur baru ini dijanjikan akan bisa mencapai kinerja memuaskan saat menjalankan hampir semua aplikasi, dibandingkan dengan prosesor Core 2 Duo sebelumnya. Misalnya, dibandingkan dengan prosesor QX9300 Quad-Core, prosesor i7 920XM mencatat kenaikan kinerja sebesar 10 sampai 80 persen. Dan karena telah dilengkapi dengan fasilitas overclocking otomatis, i7 juga mencatat pencapaian yang tinggi, baik pada aplikasi modus single thread maupun aplikasi modus multithread. QX9300 hanya unggul saat berada dalam situasi tertentu di mana proses overclocking otomatis tidak bisa dilakukan i7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar